Asosiasi Pengusaha Pakaian Indonesia (APPBI) telah merilis strategi untuk membantu para perajin batik bertahan saat daya beli masyarakat turun. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mendukung industri batik yang merupakan warisan budaya Indonesia yang sangat berharga.
Menurut data yang dirilis oleh APPBI, permintaan akan batik mengalami penurunan yang cukup signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini dipengaruhi oleh turunnya daya beli masyarakat akibat pandemi Covid-19 yang berdampak pada kondisi ekonomi secara keseluruhan.
Oleh karena itu, APPBI mengeluarkan strategi yang dapat membantu para perajin batik untuk tetap bertahan di tengah kondisi yang sulit ini. Salah satu strategi yang diusulkan adalah dengan meningkatkan kualitas produk batik agar lebih diminati oleh konsumen.
Selain itu, APPBI juga mendorong para perajin batik untuk memanfaatkan teknologi digital dalam memasarkan produk mereka. Dengan adanya platform online, para perajin batik dapat lebih mudah untuk menjangkau pasar yang lebih luas dan meningkatkan penjualan.
Selain itu, APPBI juga akan memberikan pelatihan dan pendampingan kepada para perajin batik dalam hal pemasaran dan manajemen usaha. Hal ini diharapkan dapat membantu para perajin batik untuk lebih profesional dalam mengelola usaha mereka.
Dengan adanya strategi ini, diharapkan para perajin batik dapat bertahan dan terus berkembang meskipun menghadapi tekanan ekonomi yang cukup besar. Sebagai warisan budaya yang sangat berharga, batik perlu terus dijaga dan dilestarikan agar tetap menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Melalui kerjasama antara APPBI dan para perajin batik, diharapkan industri batik dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat Indonesia.